Palang Pintu Perlintasan Tak Berfungsi, Mini Bus Jadi Korban Serempet Kereta di Lampung

Bandar Lampung,Merpatilampung.com-Kejadian naas dialami Guntur warga Jalan Hi. Komarudin, Perumahan Griyan Intan Blok A. 26, Bandar Lampung. Pengendara Mobil Mini Bus Jenis Mitsubishi Expander yang sedang melaju di pintu perlintasan kereta api antara Stasiun Labuhan Ratu-Natar ini mengalami kecelakaan terserempet kereta api. Jum'at (30/8/2024) sekira pukul 02:00 dini hari.


Guntur menceritakan, saat kejadian Ia bersama satu orang rekannya (penumpang) pulang dari ngelayat  melintas dari arah Rajabasa menuju Batara Nila. Saat tiba di perlintasan sebidang antara Satasiun Laburan Ratu dan Stasiun Natar Ia tetap santai melaju kendaraannya karena melihat palang pintu  sebidang tidak terpasang, namun saat tepat berada jalur penyeberangan  di terkejut tiba-tiba ada kereta api dari arah Tanjung Karang menuju Palembang akan  melintas. Ia pun kelabagan dan berusaha menghindar. Namun naas kereta api tersebut sempat menyerempet mobil bagian belakang sisi kanan yang ia kendarai.


Ia menjelaskan bahwa, saat mobilnya mendekati rel tidak ada tanda-tanda akan ada kereta api akan melintas. Sebab palang pintu perlintasan tidak turun (tidak berfungsi) selain itu tidak ada bunyi sirene peringatan bahwa akan ada kereta api yang akan melintas. Hal itulah yang membuatnya tidak tahu bahwa saat itu akan ada kereta api yang melintas juga, jelas pengendara minibus tersebut. 


"Betugi dekat penyeberangan portal tidak terpasang dan serine isyarat eringatan juga tidak ada, tidak bunyi maka saya terus melaju mobil santai, begitu tepat diatas jalur tau tau ada kereta mau lewat, ya kelabakan harus terus nyeberang tapi ya itu masih kena   tabrak samping belakang mobil",tuturya.


Ia menambahkan, saat kejadian ada petugas jaga menggunakan baju kaos yang berada kurang lebih 10 meter dari perlintasan sebidang tempat kejadian. Petugas itu, belakangan diketahui mengoperasikan palang pintu darurat atau manual seperti portal yang biasa dipakai di kompek-komplek perumahan. Namun anehnya, saat kejadian petugas itu tidak menurunkan portal. Sehingga pengendara tidak mengetahui ada kereta yang akan melintas.


Atas kejadian tersebut, Guntur mengalami kerugian materil kerusakan sedang pada bagian kanan belakang mobilnya. Ia juga mengalami trauma berat akibat kejadian itu mau keluar rumahpun ia enggan. Ia meminta pihak PT Kereta Api Indonesia (Persero) bertanggung jawab atas kecelakaan yang ia alami. Sebab menurutnya hal itu terjadi karena kelalaian PT KAI yang membiarkan palang pintu otomatis dalam keadaan rusak atau tidak berfungsi dan petugas jaga juga dianggapnya lalai dalam bekerja sehingga menyebabkan kecelakaan.


"Sampai saat ini tidak ada juga petugas dari stasiun atau pihak PT. KA  yang datang dan saya sendiri malih trauma lemes badan saya, belum berani keluar rumah atau mau laporan ke stasiun atas kejadian ini", ucapnya lirih.(Red)